Sitti

Arem-Arem Misoa

Kamis, 07 Februari 2013



Cara Membuat Arem-arem Misoa
Bahan yang digunakan untuk Cara Membuat Arem-arem Misoa :
  • 100 gram misoa, diseduh
  • 1/2 buah bawang bombay, dicincang
  • 2 siung bawang putih, dicincang
  • 200 gram opor ayam, disuwir-suwir
  • 100 ml air
Cara Membuat Arem-arem Misoa dan Bumbu yang digunakan :
  • 100 gram wortel, dipotong bulat lalu direbus
  • 1 butir telur, dikocok lepas
  • 1 sdt garam
  • 1/4 sdt gula pasir
  • Daun pisang
Cara Membuat Arem-arem Misoa :
  • Tumis bawang bombay dan bawang putih sampai layu.
  • Tambahkan opor ayam dan air, aduk sampai mendidih.
  • Masukkan misoa dan wortel, aduk sampai kental. Angkat.
  • Tambahkan telur, garam dan gula. Aduk rata.
  • Bungkus di daun pisang, seperti lontong. Semat lidi kedua ujungnya.
  • Kukus sampai matang.
Cara Membuat Arem-arem Misoa ini Untuk 15 bungkus.
READ MORE - Arem-Arem Misoa

Proposal Usaha Donat

Proposal Usaha Donat

A. Tujuan Pengembangan Proyek

Tujuan dari pengembangan Proposal Usaha Donat ini ada dua yaitu dari aspek ekonomi dan dari aspek sosial, aspek ekonomi adalah untuk meningkatkan pendapatan, sementara aspek sosial adalah untuk membantu masyarakat dalam mengatasi pengangguran.


B. Studi Kelayakan Proyek

Kesimpulan sementara Proposal Usaha Donat ini bahwa kue Donat yang dijual cukup laris dan masyarakat serta dari segi ekonomi layak untuk dijadikan produk yang akan dipasarkan. Dengan mengambil asumsi dapat menjual perhari adalah rata rata 100 buah, maka omsetyang diharapkan adalah Rp 450.000,-/hari. Keuntungan yang akan diperoleh per produk dimana faktor biaya dihitung sebagai berikut
  • Tepung terigu : Rp. 10.000 /kg2
  • Mentega : Rp. 5.000 /bks3
  • Telur : Rp. 1.000 /buah x 10 = Rp. 10.000
  • Gula pasir : Rp. 6.000 /1/2kg
  • Harga susu : Rp. 10.000 /ltr
  • Harga coklat : Rp. 15.000 /btg
  • Total Biaya : Rp. 56.000
Dari 1 kg bahan bisa menjadi 45 buah donat. Keuntungan bersih diperoleh dari harga jual sebesar Rp. 2.000/buah = Rp. 90.000
dikurangi total biaya sebesar Rp. 56.000 dengan demikian didapat Rp. 34.000
Dengan demikian ekspetasi return on equity yang akan diperoleh adalah sebesar 60% dihitung dari perbandingan keuntungan dan modal yang dikeluarkan

C. Usulan Proyek / Proposal Usaha Donat
 
Dari studi kelayakan proyek yang telah dilakukan dimana ekspetasi return on equity diharapakan adalah 60% maka kiranya Proposal Usaha Donat ini layak untuk dipertimbangkan. Faktor lain yang juga mendukung layaknya Proposal Usaha Donat ini adalah ketersediaan bahan baku atau stoct yang cukup melimpah
D. Konsep Produk
Untuk konsepnya sendiri bentuk donat harus bervariasi dan tampil beda dengan pesaing lain, mungkin donat akan diberi toping yang menarik seperti berbentuk smiley agar lebih menarik perhatian pembeli
E. Pengujian Produk
Setelah kita mampu membuat produk kue donat maka produk ini perlu di uji coba ke para calon pelanggan untuk mengetahui kekurangannya. Uji Coba ini meliputi Taste atau rasa, serta yang tidak kalah penting adalah higienesnya. Dengan demikian kita dapat mengukur kira kira produk kue seperti apa yang merekainginkan.
F. Persiapan Produksi
Setelah kita mengetahui keinginan konsumen-konsumen seperti apa, maka tahap selanjutnya adalah persiapan produksi. Persiapan produksi akan meliputi beberapa aspek, yang paling utama adalah persiapan sumber daya manusia, bahan baku utama, bahan baku tambahan, alat pengolah, tempat produksi, serta yang tak kalah penting adalah sumber pendanaan.
Proposal Usaha Donat - Mengingat jumlah dana yang diperlukan tidak terlalu besar maka sebaiknya sumber pendanaan akan lebih baik dari pribadi, modal yang diperlukan dengan perkiraan Omset per hari adalah Rp.450.000 adalah Modal sekitar Rp.1.000.000
READ MORE - Proposal Usaha Donat

Es Mutiara

Cara Membuat Minuman Mutiara



Tips Cara Masak Mutiara
  • Jangan dicuci sebelum air siap dan telah mendidih, ini bertujuan agar mutiara tidak hancur Cara mencuci
  • Mutiara juga tidak boleh lama terendam air 
  • Cukup siram dengan air dua kali dan kemudian masukkan ke air yang telah mendidih tadi
Resep Bubur Mutiara
  • 100 gram mutiara
  • Gula pasir secukupnya
  • Air 1.500 ml
  • Vanilli secukupnya
  • Santan kental 500 ml
  • Garam secukupnya
  • Daun Pandan
Cara Membuat bubur Mutiara dan cara merebus mutiara
  • Didihkan air kemudian masukkan mutiara dan daun pandan
  • Rebus hingga bening kira-kira 30 menit
  • Kalo sudah bening masukkan gula dan vanilli
  • Angkat dan dinginkan
  • Masak santan, garam dan daun pandan hingga mendidih
Aduk supaya tidak pecah Sajikan mutiara dengan santan
READ MORE - Es Mutiara

Agriculture



Agriculture in Indonesia
Agriculture is key to the economy of Indonesia, where it accounts for 43% of total employment and directly contributes 15% to the GDP. Despite its importance and role in the national economy, national food production is still insufficient to meet the food security needs of Indonesia’s citizens. USAID programs address the problem of food insecurity in several ways. They seek to improve the value chains for key high-value crops; introduce and disseminate agricultural biotechnology and improve management practices, and build the capacity of public and private institutions.
Agricultural Value Chains–High-value agriculture products have real potential to drive growth, employment, and incomes. In Indonesia, the competitiveness of this sector is constrained by low investment, inadequate infrastructure, and underdeveloped agribusiness practices. USAID has two programs that are working in high-value agriculture. A 5-year, $20 million agricultural market development project will continue USAID’s prior work in developing Indonesia’s agricultural sector through strong, well-developed value chains.
While a preceding program reached more than 190,000 individual farmers, 3,700 producer groups, and 200 agribusinesses, the new program will work with over 250,000 participant farmers on three value chains: high-value horticulture (including vegetables, fruits and flowers), cocoa, and coffee. USAID is also providing additional support for agricultural development in Papua, one of Indonesia’s least developed provinces. A new program there will work to develop markets and value chains in the cocoa, fisheries, and small livestock sectors.
Biotechnology and Improved Management Practices–Biotechnology offers much-needed opportunities to increase yields while decreasing labor and input costs for the farmer, including money spent on pesticides and fertilizers. It offers great opportunities in particular for poor farmers. One USAID-supported program is working to develop a locally-adapted variety of Golden Rice, which will provide beta-carotene, combating a micronutrient deficiency that often leads to blindness and other health complications in rural areas. Another program is developing a potato resistant to late blight.
Altogether, the adoption of biotechnology-enhanced varieties and improved farming practices increases yields, improves farmer incomes and livelihoods, and is better for the environment. Additionally, USAID programs support and build the capacity of the Government of Indonesia’s National Council on Biosafety, which regulates how biotechnology-enhanced crops are introduced and grown in Indonesia.
Capacity Building: To fully achieve its potential, Indonesia must build its cadre of trained professionals in key areas, notably economics and agriculture. USAID programs establish vital linkages between U.S. and Indonesian universities, and support the training of dozens of Indonesia’s future economic and agronomic leaders each year in U.S. land-grant universities. These students will return to Indonesia fully trained in their professions and better equipped to steer Indonesia to a more prosperous future
READ MORE - Agriculture

Chitika

 
 
 

Label

Label

Labels